PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH


PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN DI SEKOLAH


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Sarana dan Prasarana
yang dibina oleh Bapak Ahmad Nurabadi, M.Pd




Oleh:
                Aa Coreta                    (170131601105)
                Fataku Rofik               (170131601106)
                Okky Irwina Safitri     (170131601001)
                Suciati Lia Oktaviani   (170131601003)
                Viana Rahmawati        (170131601103)








 













UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah manajemen sarana dan prasarana tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing matakuliah manajemen sarana dan prasarana, yaitu Bapak Ahmad Nurabadi, M.Pd yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun segi bahasa. Untuk itu, penulis menghara pkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Malang, 05 Februari 2019




            Penulis




i
 

 

DAFTAR ISI

                                                                                                                     Halaman
KATA PENGANTAR




















.. i
DAFTAR ISI
























.. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang





















 1
B.     Rumusan Masalah



















... 2
C.     Tujuan
























. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan Prasarana























. 3    
B.     Jenis-Jenis Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan Prasarana























. 4    
C.     Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan
Prasarana























. 6    
D.    Pelaksanaan dalam Pengorganisasian Manajemen Sarana dan
Prasarana























. 7    
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan






















.. 9   
B.     Saran

























 9
DAFTAR RUJUKAN

















....10                                                                                                           










ii
 

BAB I

PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Sarana dan Prasarana merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu sekolah. Keberhasilan semua program pendidikan yang diselenggarakan pada sebuah sekolah sangat tergantung kepada ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dan kemampuan guru dalam mengoptimalkan penggunaannya. Sarana dan prasarana belajar merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi pertimbangan guru dalam memilih dan menggunakan strategi selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang penting dalam menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta mencapai tujuan suatu organisasi. Ketika mengatur pengorganisasian mengenai sarana dan prasarana tentu tidak mudah, perlu adanya pengetahuan serta pengalaman yang memadahi untuk hal ini. Dalam menjalankannya tentu harus paham dasar dari manajemen sarana dan prasarana itu sendiri. Ada beberapa tahap yang harus ditempuh, pertama yaitu penstrukturan atau penentuan struktur kerja sama, sebagai hasil analisis pembagian kerja, kedua pemilihan dan penetapan staf, yakni orang yang tepat pada tempat yang tepat pula atas dasar prinsip dan ketiga adalah fungsionalisasi, yakni penentuan tugas dan fungsi untuk masing-masing orang dan unit satuan kerja. Menekakan kembali bahwa sarana adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah alat tidak langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya.
Dengan demikian setiap orang tahu apa kedudukan, tugasnya, fungsinya, pekerjaannya, dan tanggung jawabnya. Pengorganisasian dimulai dari penyusunan desain organisasi dalam bentuk suatu pola organisasi yang akan menjadi struktur atau mekanisme dan tertib. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian manajemen sarana dan prasarana adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan tugas serta tanggung jawab kepada setiap individu yang memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam mendayagunakan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Sehingga dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang beberapa pokok bahasan yang meliputi pengertian pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana, jenis-jenis, fungsi dan pelaksanaan dari pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana.


1
 

 

B. 
2
 
Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana ?
2.    Apa saja jenis-jenis pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana ?
3.    Apa saja fungsi pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana ?
4.    Bagaimana pelaksanaan dalam pengorganisasian manajemen sarana dan prasarana di Sekolah ?

C.  Tujuan
1.      Untuk lebih memahami pengertian pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana.
2.      Mengerti jenis-jenis pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana.
3.      Mengetahui pemahaman tentang fungsi pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana.
4.      Untuk mengetahui dan memahami tentang pelaksanaan dalam pengorganisasian manajemen sarana dan prasarana di Sekolah.


D.   
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan Prasarana
Pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana dilakukan setelah perencanaan selesai dibuat. Pengorganisasian ini dilakukan untuk mengetahui pembagian tugas, tanggung jawab dan siapa yang akan ikut berperan dalam manajemen sarana dan prasarana.
Menurut Solichin (2011:157) pengorganisasian adalah suatu proses yang menyangkut perumusan rincian pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki kesanggupan dan kemampuan melaksanakannya sebagai prasyarat bagi terciptanya kerjasama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Hasibuan dalam Nurabadi (2014:31) pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas tersebut.
Manajemen sarana dan prasarana juga harus berdasar suatu sistem pengamanan yang dinamis, mengikuti lajunya dinamika politis, strategis dan teknis dalam pola pembangunan sarana dan prasarana nasional, misalnya kegiatan pengadaan sarana dan prasarana milik negara (Matin & Fuad:2016). Dan di dalam pengadaan sarana prasarana tentu setelahnya harus dilakukan pengorganisasian untuk memperlancar proses manajemen dari pengelolaan sarana dan prasarana itu sendiri. Selanjutnya menurut Nurabadi (2014:31) pengorganisasian manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat berkerja sama secara efisien dalam pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian manajemen sarana dan prasarana adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan tugas serta tanggung jawab kepada setiap individu yang memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam mendayagunakan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien.
3
 
Proses penyusunan struktur organisasi menurut Barnawi dan Arifin dalam Nurabadi (2014:31) ada dua aspek utama yaitu departementalisasi dan pembagian tugas. Departementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Sementara itu pembagian tugas adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas.
B.    
4
 
Jenis-Jenis Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut Arifin dan Barnawi (2012) jenis pengorganisasian sarana dan prasarana ada 3, yaitu:
1.      Organisasi Jalur
Bentuk organisasi jalur adalah bentuk organisasi yang menunjukkan adanya garis komando sentral dari atasan ke bawahan. Berikut salah satu contoh jenis organisasi jalur. Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan terendah. Memiliki ciri-ciri: (1) hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang, (2) jumlah karyawan sedikit, (3) pemilik modal merupakan pemimpin tertingg, (4) belum terdapat spesialisasi, (5) masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan, (6) struktur organisasi sederhana dan stabil, (7) organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil, dan (8) disiplin mudah dipelihara (dipertahankan).
Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah:
a.       Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik;
b.      Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan);
c.       Koordinasi lebih mudah dilaksanakan;
d.      Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat;
e.       Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan;
f.       Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi;
g.      Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat;
h.      Tersedia kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan;
i.        Adanya penghematan biaya; dan
j.        Pengawasan berjalan efektif.
Sedangkan kelemahan-kelemahan organisasi garis:
a.       Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi;
b.      Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan, karena dipengang sendiri;
c.       Adanya kecenderungan pimpinan yang bertindak otoriter/diktaktor, cenderung bersifat kaku (tidak fleksibel);
d.      Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk menambil inisiatif sendiri;
e.      
5
 
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan; dan
f.       Kurang tersedia staf ahli.
2.      Organisasi Lini dan Staf
Bentuk organisasi lini dan staf adalah bentuk organisasi yang mana pucuk pimpinan memiliki staf sebagai pembantunya, tetapi staf tersebut tidak memiliki wewenang untuk memberikan komando. Memiliki ciri-ciri: (1) hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung, (2) pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff, (3) terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff, (4) jumlah karyawan banyak, (5) organisasi besar, bersifat komplek, dan (6) adanya spesialisasi. Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf:
a.       Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan;
b.      Adanya tugas yang jelas antara pimpinan staf dan pelaksana;
c.       Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil;
d.      Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/ sumbangan pemikiran dari staf;
e.       Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas;
f.       Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya;
g.      Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya; dan
h.      Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari bentuk organisasi garis dan staf:
a.       Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat;
b.      Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal;
c.       Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannnyalah yang penting;
d.      Pimpinan lini mengabaikan advis staf;
e.       Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajar garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang;
f.       Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar;
g.      Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini; dan
h.     
6
 
Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
3.      Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional adalah bentuk organisasi yang mendasarkan pada keahlian. Wewenang pimpinan dilimpahkan kepada bawahannya sesuai dengan bidang kerja atau keahliannya. Memiliki ciri-ciri: (1) pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan, (2) bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan, pekerjaan lebih banyak bersifat teknis, (3) target-target jelas dan pasti, (4) Pengawasan ketat, dan (5) penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasi fungsional antar lain:
a.         Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal;
b.        Para pegawai bekerja sesuai keterampilannya masing-masing;
c.         Produktivitas dan efesiensi dapat ditingkatkan;
d.        Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eleson atas, sehingga berjalan lancar dan tertib;
e.         Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi; dan
f.         Pembidangan tugas menjadi jelas.
Sedangkan keemahan-kelemahan organisasi fungsional, yaitu:
a.       Pekerjaan seringkali membosankan;
b.      Sulit mengadakan perpindahan karyawan/ pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja; dan
c.       Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.
      Di sekolah bentuk organisasi berisi mengenai sistem penyelenggaraan dan administrasi sekolah. Mulai dari pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi sekolah. Dalam suatu sekolah pimpinan tertinggi dalam sebuah jenis pengorganisasian sarana dan prasarana adalah kepala sekolah yang didampingi badan pendukungnya yaitu komite sekolah.

C.    Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan Prasarana
     Menurut Nurabadi (2014:34-35) tidak lain fungsi pengorganisasian dalam konteks manajemen sarana dan prasarana adalah untuk mempermudah dalam pembagian tugas dan tanggungjawab dalam sebuah kegiatan atau rutinitas dari manajemen sarana dan prasarana mulai dari pengadaan, pengurusan, inventarisasi, pemeliharaan dan penghapusan dari sarana dan prasarana sekolah. Selain itu juga berfungsi untuk mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul dari proses manajemen serta penyelesaiannya. Menurut Arifin dan Barnawi dalam Nurabadi (2014:35), fungsi dari pengorganisasian sarana dan prasarana diantaranya,
1.     
7
 
Personel dapat mengetahui hubungan kerja antaranggota sehingga mempermudah untuk bekerjasama;
2.      Masing-masing personel dapat memahami tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing; dan
3.      Struktur organisasi yang menunjukan tingkatan-tingkatan atau dengan adanya jalur vertikal dapat memotivasi personel untuk meningktkan karier melalui pengembangan  diri.
Bafadal (2003) Proses pendidikan memang memerlukan fasilitas atau peralatan, akan tetapi semua peralatan atau fasilitas harus diadakan sesuai dengan kebutuhan. Jika semua peralatan dan fasilitas sudah ada harus dimanfaatka dan dikelola secara baik dan benar. Kegiatan pegelolaan meliputi: perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataan

D.    Pelaksanaan dalam Pengorganisasian Manajemen Sarana Prasarana
     Kepala sekolah dituntut untuk dapat mengorganisasikan dengan menetapkan orang-orang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaan, membagi tugas, dan menetapkan kedudukan serta hubungan kerja satu dengan yang lainnya agar tidak terjadi benturan dan kesimpangsiuran satu dengan lainnya. Orang-orang yang diperlukan untuk mengelola kegiatan sarana dan prasarana di sekolah antara lain; 1) kepala sekolah, 2) wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, 3) guru, dan 4) TAS (Tenaga Administrasi Sekolah). Staf yang dipilih untuk membantu pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah dituntut untuk memahami peraturan yang berlaku dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana, serta layak dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap pimpinan (kepala sekolah) dan tugasnya. Adapun beberapa tugas para pelaksana manajemen sarana prasarana, menurut Rauf dalam Nurabadi (2014:35) yaitu:
1.      Menyusun program kegiatan sarana prasarana;
2.      Melaksanakan analisis dan kebutuhan sarana prasarana;
3.      Membuat usulan dan pengadaan sarana prasarana;
4.      Memantau pengadaan bahan praktek siswa;
5.      Melakukan penerimaan, pemeriksaan, dan pencatatan barang ke dalam buku induk;
6.      Melaksanakan pendistribusian barang/alat per unit kerja terkait;
7.      Melaksanakan inventaris barang /alat per unit kerja;
8.      Merekapitulasi barang/alat yang rusak ringan atau rusak berat;
9.     
8
 
Mengkoordinasi dan mengawasi pemeliharaan, perbaikan, pengembangan dan penghapusan sarana;
10.  Melaksanakan pengelolaan sistem administrasi sarana prasarana; dan
11.  Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan KepaƂa Sekolah.



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
       Manajemen sarana dan prasarana sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu proses pendidikan di instansi pendidikan. Salah satunya adalah pengelolaan sarana prasarana itu sendiri, terutama tentang pengorganisasiannya. Sesuai dengan pengertian dari pengorganisasian yaitu suatu proses yang menyangkut perumusan rincian pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki kesanggupan dan kemampuan melaksanakannya sebagai pra syarat bagi terciptanya kerjasama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Dimana dalam pelaksanaanya perlu kerja sama dari berbagai pihak dan tidak akan terlaksana dengan maksimal jika dikerjakan oleh satu pihak saja, jadi harus ada kerjasama yang berkesinambungan mengenai proses ini.
       Pengorganisasian sarana prasarana memiliki jenis-jenis diantaranya yaitu organisasi jalur, organisasi lini dan staf serta organisasi fungsional. Disamping itu adanya fungsi dari pengorganisasian itu sendiri diharapkan mampu mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul dari proses manajemen serta penyelesaiannya. Dan yang terakhir adalah tentang pelaksanaan dalam pengorganisasian diharapkan dapat mengorganisasikan dengan menetapkan orang-orang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaan, membagi tugas, dan menetapkan kedudukan serta hubungan kerja satu dengan yang lainnya agar tidak terjadi benturan dan kesimpangsiuran satu dengan lainnya.
B.  Saran
       Keterlibatan menjadi bagian dari tim yang mampu memproses pengorganisasian sarana dan prasarana adalah kebanggaan bagi pribadi masing-masing orang. Sehingga ketika mendapatkan kepercayaan menjadi staf yang ditugaskan untuk mengelola suatu pengorganisasian sarana dan prasarana maka harus dilaksanakan dengan baik sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan. Dibutuhkan kerjasama antara berbagai pihak yang terkait agar pengelolaan manajemen sarana prasarana dapat berjalan sesuai tujuan organisasi dan dapat menguntungkan bagi instansi pendidikan yang bersangkutan.
9
 
 Penulis berharap dengan adanya makalah ini mampu menjadi bahan studi literatur bagi pembaca selanjutnya untuk mengembangkan materi yang ada dalam makalah ini menjadi lebih baik dan tentunya dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.


9
 

 

DAFTAR RUJUKAN

Barnawi., & Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Bafadal, I. 2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.           Jakarta: Bumi Aksara
Matin., & Fuad, N. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta:             Raja Grafindo Persa
10
 
da. (Online)        (http://repository.radenintan.ac.id/2178/4/6._BAB_2.pdf) diakses tanggal   5 Februari 2019
Nurabadi, A. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Malang: FIP   Universitas Negeri Malang
Solichin, M.M. 2011. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jurnal            Nuansa. 8 (2). 151-168 (online)            (ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/nuansa/article/download/10/10), diakses 26 Januari 2019

Komentar

  1. Mempelajari Fungsi Pengorganisasian memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa supaya melek tata kelola

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUTASI DAN DROP OUT PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 6 MALANG

INFORMASI SINTAKSIS, SEMANTIK DAN PRAGMATIK