PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH
PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN DI SEKOLAH
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen
Sarana dan Prasarana
yang
dibina oleh Bapak Ahmad Nurabadi, M.Pd
Oleh:
Aa
Coreta (170131601105)
Fataku
Rofik (170131601106)
Okky
Irwina Safitri (170131601001)
Suciati
Lia Oktaviani (170131601003)
Viana
Rahmawati (170131601103)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari,
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah manajemen sarana dan prasarana tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menerangi semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam
penyelesaian penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing
matakuliah manajemen sarana dan prasarana, yaitu Bapak Ahmad Nurabadi, M.Pd
yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada penulis.
Penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi isi maupun segi bahasa. Untuk itu, penulis menghara pkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan
makalah ini. Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Malang, 05 Februari 2019
Penulis
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTARâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ.. i
DAFTAR
ISIâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ.. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
BelakangâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ 1
B.
Rumusan
MasalahâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ... 2
C.
TujuanâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ. 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan
PrasaranaâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ. 3
B.
Jenis-Jenis
Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan
PrasaranaâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ. 4
C.
Fungsi
Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan
PrasaranaâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ. 6
D.
Pelaksanaan
dalam Pengorganisasian Manajemen Sarana dan
PrasaranaâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ. 7
BAB
III PENUTUP
A.
KesimpulanâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ.. 9
B.
SaranâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ 9
DAFTAR
RUJUKANâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠâŠ....10
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sarana dan Prasarana merupakan salah satu
hal yang penting bagi suatu sekolah. Keberhasilan semua program pendidikan yang
diselenggarakan pada sebuah sekolah sangat tergantung kepada ketersediaan
sarana dan prasarana sekolah dan kemampuan guru dalam mengoptimalkan
penggunaannya. Sarana dan prasarana belajar merupakan salah satu faktor yang
turut mempengaruhi pertimbangan guru dalam memilih dan menggunakan strategi selama
proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan pengorganisasian adalah suatu
langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan
yang dipandang penting dalam menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
mencapai tujuan suatu organisasi. Ketika mengatur pengorganisasian mengenai
sarana dan prasarana tentu tidak mudah, perlu adanya pengetahuan serta
pengalaman yang memadahi untuk hal ini. Dalam menjalankannya tentu harus paham
dasar dari manajemen sarana dan prasarana itu sendiri. Ada beberapa tahap yang
harus ditempuh, pertama yaitu penstrukturan atau penentuan struktur kerja sama,
sebagai hasil analisis pembagian kerja, kedua pemilihan dan penetapan staf,
yakni orang yang tepat pada tempat yang tepat pula atas dasar prinsip dan
ketiga adalah fungsionalisasi, yakni penentuan tugas dan fungsi untuk
masing-masing orang dan unit satuan kerja. Menekakan kembali bahwa sarana
adalah alat yang digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang
kelas, buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah alat tidak
langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya
lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain sebagainya.
Dengan demikian setiap orang tahu apa
kedudukan, tugasnya, fungsinya, pekerjaannya, dan tanggung jawabnya.
Pengorganisasian dimulai dari penyusunan desain organisasi dalam bentuk suatu
pola organisasi yang akan menjadi struktur atau mekanisme dan tertib. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian manajemen sarana dan
prasarana adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan tugas
serta tanggung jawab kepada setiap individu yang memiliki kemampuan dan
kesanggupan dalam mendayagunakan semua sarana dan prasarana pendidikan secara
efektif dan efisien. Sehingga dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang
beberapa pokok bahasan yang meliputi pengertian pengorganisasian dalam
manajemen sarana dan prasarana, jenis-jenis, fungsi dan pelaksanaan dari pengorganisasian
dalam manajemen sarana dan prasarana.
|
B.
|
1.
Apa
yang dimaksud pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana ?
2.
Apa
saja jenis-jenis pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana ?
3.
Apa
saja fungsi pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana ?
4.
Bagaimana
pelaksanaan dalam pengorganisasian manajemen sarana dan prasarana di Sekolah ?
C. Tujuan
1.
Untuk
lebih memahami pengertian pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana.
2.
Mengerti
jenis-jenis pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana.
3.
Mengetahui
pemahaman tentang fungsi pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana.
4.
Untuk
mengetahui dan memahami tentang pelaksanaan dalam pengorganisasian manajemen
sarana dan prasarana di Sekolah.
D.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan Prasarana
Pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana dilakukan
setelah perencanaan selesai dibuat. Pengorganisasian ini dilakukan untuk
mengetahui pembagian tugas, tanggung jawab dan siapa yang akan ikut berperan
dalam manajemen sarana dan prasarana.
Menurut Solichin (2011:157) pengorganisasian adalah suatu proses
yang menyangkut perumusan rincian pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang
berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki
kesanggupan dan kemampuan melaksanakannya sebagai prasyarat bagi terciptanya
kerjasama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan secara efektif
dan efisien. Menurut Hasibuan dalam Nurabadi (2014:31) pengorganisasian adalah
suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas tersebut.
Manajemen sarana dan prasarana juga harus berdasar suatu sistem
pengamanan yang dinamis, mengikuti lajunya dinamika politis, strategis dan
teknis dalam pola pembangunan sarana dan prasarana nasional, misalnya kegiatan
pengadaan sarana dan prasarana milik negara (Matin & Fuad:2016). Dan di
dalam pengadaan sarana prasarana tentu setelahnya harus dilakukan pengorganisasian
untuk memperlancar proses manajemen dari pengelolaan sarana dan prasarana itu
sendiri. Selanjutnya menurut Nurabadi (2014:31) pengorganisasian manajemen
sarana dan prasarana merupakan suatu tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat berkerja sama
secara efisien dalam pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian manajemen sarana dan prasarana adalah
suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan tugas serta tanggung
jawab kepada setiap individu yang memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam
mendayagunakan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien.
|
B.
|
Menurut Arifin dan Barnawi (2012) jenis pengorganisasian sarana dan
prasarana ada 3, yaitu:
1.
Organisasi
Jalur
Bentuk organisasi jalur adalah
bentuk organisasi yang menunjukkan adanya garis komando sentral dari atasan ke
bawahan. Berikut salah satu contoh jenis organisasi jalur. Diciptakan oleh
Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan
langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan
tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan terendah. Memiliki ciri-ciri: (1) hubungan
antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang,
(2) jumlah karyawan sedikit, (3) pemilik modal merupakan pemimpin tertingg, (4)
belum terdapat spesialisasi, (5) masing-masing kepala unit mempunyai wewenang
dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan, (6) struktur organisasi
sederhana dan stabil, (7) organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil, dan (8)
disiplin mudah dipelihara (dipertahankan).
Keuntungan-keuntungan penggunaan
organisasi tipe garis adalah:
a.
Ada
kesatuan komando yang terjamin dengan baik;
b.
Disiplin
pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan);
c.
Koordinasi
lebih mudah dilaksanakan;
d.
Proses
pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat;
e.
Garis
kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan
dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan;
f.
Rasa
solidaritas pegawai biasanya tinggi;
g.
Pengendalian
mudah dilaksanakan dengan cepat;
h.
Tersedia
kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan;
i.
Adanya
penghematan biaya; dan
j.
Pengawasan
berjalan efektif.
Sedangkan kelemahan-kelemahan
organisasi garis:
a.
Tujuan
dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan
organisasi;
b.
Pembebanan
yang berat dari pejabat pimpinan, karena dipengang sendiri;
c.
Adanya
kecenderungan pimpinan yang bertindak otoriter/diktaktor, cenderung bersifat
kaku (tidak fleksibel);
d.
Kesempatan
pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk menambil inisiatif
sendiri;
e.
|
f.
Kurang
tersedia staf ahli.
2.
Organisasi
Lini dan Staf
Bentuk organisasi lini dan staf
adalah bentuk organisasi yang mana pucuk pimpinan memiliki staf sebagai
pembantunya, tetapi staf tersebut tidak memiliki wewenang untuk memberikan
komando. Memiliki ciri-ciri: (1) hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung,
(2) pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff, (3) terdapat 2 kelompok
wewenang yaitu lini dan staff, (4) jumlah karyawan banyak, (5) organisasi
besar, bersifat komplek, dan (6) adanya spesialisasi. Keuntungan penggunaan
bentuk organisasi garis dan staf:
a.
Asas
kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan;
b.
Adanya
tugas yang jelas antara pimpinan staf dan pelaksana;
c.
Tipe
organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada
organisasi besar maupun kecil;
d.
Pengembalian
keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/ sumbangan pemikiran dari
staf;
e.
Koordinasi
mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas;
f.
Disiplin
dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya;
g.
Bakat
pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya; dan
h.
Diperoleh
manfaat yang besar bagi para ahli.
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari
bentuk organisasi garis dan staf:
a.
Kelompok
pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat;
b.
Solidaritas
pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal;
c.
Sering
terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang
dilaksanakannnyalah yang penting;
d.
Pimpinan
lini mengabaikan advis staf;
e.
Apabila
tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajar garis dan staf tidak
tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang;
f.
Penggunaan staf ahli bisa
menambah pembebanan biaya yang besar;
g.
Kemungkinan pimpinan staf
melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini;
dan
h.
|
3.
Organisasi
Fungsional
Bentuk organisasi
fungsional adalah bentuk organisasi yang mendasarkan pada keahlian. Wewenang
pimpinan dilimpahkan kepada bawahannya sesuai dengan bidang kerja atau
keahliannya. Memiliki ciri-ciri: (1) pembidangan tugas secara tegas dan jelas
dapat dibedakan, (2) bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan,
pekerjaan lebih banyak bersifat teknis, (3) target-target jelas dan pasti, (4)
Pengawasan ketat, dan (5) penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.
Keuntungan-keuntungan
menggunakan organisasi fungsional antar lain:
a.
Spesialisasi
dapat dilakukan secara optimal;
b.
Para
pegawai bekerja sesuai keterampilannya masing-masing;
c.
Produktivitas
dan efesiensi dapat ditingkatkan;
d.
Koordinasi
menyeluruh bisa dilaksanakan pada eleson atas, sehingga berjalan lancar dan tertib;
e.
Solidaritas,
loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya
cukup tinggi; dan
f.
Pembidangan
tugas menjadi jelas.
Sedangkan keemahan-kelemahan
organisasi fungsional, yaitu:
a.
Pekerjaan
seringkali membosankan;
b.
Sulit
mengadakan perpindahan karyawan/ pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena
pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja; dan
c.
Sering
ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh
sulit dan sukar dilakukan.
Di
sekolah bentuk organisasi berisi mengenai sistem penyelenggaraan dan
administrasi sekolah. Mulai dari pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan
penyelenggaraan dan administrasi sekolah. Dalam suatu sekolah pimpinan
tertinggi dalam sebuah jenis pengorganisasian sarana dan prasarana adalah
kepala sekolah yang didampingi badan pendukungnya yaitu komite sekolah.
C.
Fungsi Pengorganisasian dalam Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut
Nurabadi (2014:34-35) tidak lain fungsi pengorganisasian dalam konteks
manajemen sarana dan prasarana adalah untuk mempermudah dalam pembagian tugas
dan tanggungjawab dalam sebuah kegiatan atau rutinitas dari manajemen sarana
dan prasarana mulai dari pengadaan, pengurusan, inventarisasi, pemeliharaan dan
penghapusan dari sarana dan prasarana sekolah. Selain itu juga berfungsi untuk
mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul dari proses
manajemen serta penyelesaiannya. Menurut Arifin dan Barnawi dalam Nurabadi
(2014:35), fungsi dari pengorganisasian sarana dan prasarana diantaranya,
1.
|
2.
Masing-masing
personel dapat memahami tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing; dan
3.
Struktur
organisasi yang menunjukan tingkatan-tingkatan atau dengan adanya jalur
vertikal dapat memotivasi personel untuk meningktkan karier melalui
pengembangan diri.
Bafadal
(2003) Proses pendidikan memang memerlukan fasilitas atau peralatan, akan
tetapi semua peralatan atau fasilitas harus diadakan sesuai dengan kebutuhan.
Jika semua peralatan dan fasilitas sudah ada harus dimanfaatka dan dikelola
secara baik dan benar. Kegiatan pegelolaan meliputi: perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan serta penataan
D.
Pelaksanaan dalam Pengorganisasian Manajemen Sarana Prasarana
Kepala sekolah dituntut untuk dapat mengorganisasikan dengan
menetapkan orang-orang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaan, membagi
tugas, dan menetapkan kedudukan serta hubungan kerja satu dengan yang lainnya
agar tidak terjadi benturan dan kesimpangsiuran satu dengan lainnya.
Orang-orang yang diperlukan untuk mengelola kegiatan sarana dan prasarana di
sekolah antara lain; 1) kepala sekolah, 2) wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana, 3) guru, dan 4) TAS (Tenaga Administrasi Sekolah). Staf yang dipilih
untuk membantu pelaksanaan pengadaan sarana prasarana sekolah dituntut untuk
memahami peraturan yang berlaku dalam penyelenggaraan sarana dan prasarana, serta
layak dan mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap pimpinan (kepala sekolah) dan
tugasnya. Adapun beberapa tugas para pelaksana manajemen sarana prasarana, menurut
Rauf dalam Nurabadi (2014:35) yaitu:
1.
Menyusun
program kegiatan sarana prasarana;
2.
Melaksanakan
analisis dan kebutuhan sarana prasarana;
3.
Membuat
usulan dan pengadaan sarana prasarana;
4.
Memantau
pengadaan bahan praktek siswa;
5.
Melakukan
penerimaan, pemeriksaan, dan pencatatan barang ke dalam buku induk;
6.
Melaksanakan
pendistribusian barang/alat per unit kerja terkait;
7.
Melaksanakan
inventaris barang /alat per unit kerja;
8.
Merekapitulasi
barang/alat yang rusak ringan atau rusak berat;
9.
|
10.
Melaksanakan
pengelolaan sistem administrasi sarana prasarana; dan
11.
Melaksanakan
tugas lain yang ditetapkan KepaĆa Sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen
sarana dan prasarana sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu proses
pendidikan di instansi pendidikan. Salah satunya
adalah pengelolaan sarana prasarana itu sendiri, terutama tentang pengorganisasiannya.
Sesuai dengan pengertian dari pengorganisasian yaitu suatu proses yang
menyangkut perumusan rincian pekerjaan dan tugas serta kegiatan yang
berdasarkan struktur organisasi formal kepada orang-orang yang memiliki
kesanggupan dan kemampuan melaksanakannya sebagai pra syarat
bagi terciptanya kerjasama yang harmonis dan optimal ke arah tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien. Dimana dalam pelaksanaanya perlu kerja sama dari
berbagai pihak dan tidak akan terlaksana dengan maksimal jika dikerjakan oleh
satu pihak saja, jadi harus ada kerjasama yang berkesinambungan mengenai proses
ini.
Pengorganisasian
sarana prasarana memiliki jenis-jenis diantaranya yaitu organisasi jalur,
organisasi lini dan staf serta organisasi fungsional. Disamping itu adanya
fungsi dari pengorganisasian itu sendiri diharapkan mampu mempermudah menemukan
kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul dari proses manajemen serta
penyelesaiannya. Dan yang terakhir adalah tentang pelaksanaan dalam
pengorganisasian diharapkan dapat mengorganisasikan dengan menetapkan
orang-orang yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaan, membagi tugas, dan
menetapkan kedudukan serta hubungan kerja satu dengan yang lainnya agar tidak
terjadi benturan dan kesimpangsiuran satu dengan lainnya.
B.
Saran
Keterlibatan
menjadi bagian dari tim yang mampu memproses pengorganisasian sarana dan
prasarana adalah kebanggaan bagi pribadi masing-masing orang. Sehingga ketika mendapatkan
kepercayaan menjadi staf yang ditugaskan untuk mengelola suatu pengorganisasian
sarana dan prasarana maka harus dilaksanakan dengan baik sesuai pembagian tugas
yang telah ditetapkan. Dibutuhkan kerjasama antara berbagai pihak yang terkait
agar pengelolaan manajemen sarana prasarana dapat berjalan sesuai tujuan
organisasi dan dapat menguntungkan bagi instansi pendidikan yang bersangkutan.
|
|
DAFTAR RUJUKAN
Barnawi., &
Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Bafadal, I.
2003. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori
dan Aplikasinya. Jakarta:
Bumi Aksara
Matin., & Fuad, N. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persa
|
Nurabadi, A.
2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Malang: FIP Universitas Negeri Malang
Solichin, M.M.
2011. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jurnal Nuansa. 8 (2). 151-168
(online) (ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/nuansa/article/download/10/10),
diakses 26 Januari 2019
Mempelajari Fungsi Pengorganisasian memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa supaya melek tata kelola
BalasHapus