KAJIAN TEORITIS LAYANAN KHUSUS: ADIWIYATA DAN OSIS


KAJIAN TEORITIS LAYANAN KHUSUS:
ADIWIYATA DAN OSIS
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Manajemen Layanan Khusus
yang dibina oleh Dr. Mustiningsih, M.Pd


Disusun Oleh:
AA Coreta                              170131601105
Balqis Fitria Rahma                170131601056
Eka Asri Pratiwi                      170131601075
Rosa Melani                            170131601082
Viana Rahmawati                   170131601103





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
September, 2018


A.    Hakikat dan Pengertian Adiwiyata
Kata adiwiyata berasal dari 2 kata Sansekerta “adi”  dan  wiyata”.  Adi mempunyai makna besar, agung, baik, ideal atau sempurna.Wiyata mepunyai makna tempat dimana seseorang menedapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabungkan, secara keseluruhan Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna; Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita – cita pengembangan berkelanjutan.
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata mengatakan bahwa sekolah adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dan program adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sedangkan Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata sendiri telah dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan berlanjut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup melalui kegiatan pembinaan, penilaian dan pemberian penghargaan Adiwiyata kepada sekolah. Program adiwiyata dapat diikuti oleh semua tingkatan dari SD sampai dengan SMA.
B.     Tujuan Sekolah Adiwiyata
Tujuan sekolah Adiwiyata secara umum bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dengan:
1. Menciptakan kondisi yang lebih baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (Guru, Murid, Orang Tua wali murid, dan warga masyarakat) dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
2. Mendorong dan membantu sekolah agar dapat ikut melaksanakan upaya pemerintah dalam melestarikan lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan demi kepentingan generasi yang akan datang.
3. Warga sekolah turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan.

C. Kriteria Penilaian Penghargaan Adiwiyata 
1.Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:
a.. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
b. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
c. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non- kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
d. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
e. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
f. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.
2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari. Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:
a. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
b. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.
c. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
d. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.
3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.                                                                                               Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain:
a. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah.
b. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
c. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
4. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:
a. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup.
b. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.
c. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
d. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
e. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.


D. Manfaat Program Adiwiyata
Manfaat program Adiwiyata adalah diharapkan bagi setiap sekolah dalam menerapkan Program Adiwiyata tersebut dapat menerapkan bagi pelajar, proses belajar dan hasil pembelajaran khusus bagi peserta didik. Adapun manfaat program adiwiyata antara lain: 
  • Mengubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya pelestarian lingkungan.
  • Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan sumber daya dan energi.
  • Dapat menghindari sejumlah resiko dampak lingkungan yang terdapat di wilayah sekolah.
  • Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah.
  • Menciptakaan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.
  • Menjadikan tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan juga benar.
  • Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi segenap seluruh warga sekolah.
E.Prinsip Program Adiwiyata 
Menurut Chaeruddin (2009:12) bahwa dalam pelaksanaan program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip antara lain: 
  1. Partisipatif, maksudnya dimana seluruh komponen sekolah terlibat dalam keseluruhan proses yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan tanggung jawab dan perannya masing-masing.
  2. Berkelanjutan (sustainable), yang diartikan kepada seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperehensif. 
F. Hakikat dan Pengertian OSIS
Secara sematik, dalam surat keputusan direktur jendral pendidikan dasar dan menengah nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS dengan pengertian sebagai berikut.
1.      Secara umum, organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
2.      Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
3.      Intra berarti terletak didalam dan diantara.
4.      Sekolah adalah satuan pendidikan tempat penyelenggara kegiatan belajar mengajar.
Jadi OSIS merupakan suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan dilingkungan sekolah yang bersangkutan.
Secara organisasi, OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah dan tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, serta tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Sedangkan secara fungsional, OSIS merupakan organisasi yang dibentuk dalam rangka pelaksanaan kebijakan pndidikan, khususnya di bidang pembinaan kesiswaan. Jalur pembinaan kesiswaan secara nasional terkenal dengan nama “empat jalur pembinaan kesiswaan” yaitu jalur: organisasi kesiswaan, latihan kepemimpinan, kgiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan wawasan wiyata mandala.
Jika OSIS dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dimana terdapat sekumpulan siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena itu menurut Asmani (2012) OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok yaitu: berorientasi pada tujuan, memiliki susunan kehidupan kelompok dan sejumlah peranan, terkoordinasi, serta berkelanjutan dalam waktu tertentu. Jadi OSIS yang dinamis akan menyususn program jangka, pendek, menengah, dan panjang dengan pembiayaan terjangkau, serta dengan melibatkan seluruh komponen terkait secara transparan dalam rangka mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
G. Tujuan dan Fungsi OSIS
Berdasarkan pada latar belakang sejarah lahirnya dan berbagai situasi menurut Asmani (2012) OSIS dibentuk dengan tujuan pokok sebagai berikut:
1.      Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, dan minat siswa kedalam satu wadah yang bebas dari berbagai macam pengaruh negatif dari luar sekolah.
2.      Mendorong sikap, jiwa, serta semangat kesatuan dan persatuan diantara para siswa, sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar.
3.      Sebagai tempat dan sarana para siswa untuk berkomunikasi serta menyampaikan pemikiran dan gagasan dalam usaha untuk mematangkan kemampuan berfikir, mengembangkan wawasan, dan pengambilan kepuusan.
Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai OSIS antara lain sebagai berikut.
1.      Meningkatkan generasi penerus bangsa yang beriman dan bertakwa.
2.      Mamahami serta mengahargai lingkungan hidup dan nilai moral dalam menumbuhkan rasa indah dan halus sebagai dasar pembentukan karakter budi pekerti luhur.
3.      Membangun landasan kepribadian yang kuat, hormat terhadap orang tua dan guru, serta menghargai HAM dalam konteks kemajuan budaya bangsa.
4.      Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air, dan tetap menjunjung tinggi budaya nasional dalam era globalisasi.
5.      Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan kerja sama secara mandiri, berfikir logis, dan demokratis untuk pengembangan kepemimpinan.
6.      Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, namun senantiasa menghargai karya artistik, budaya, intelektual yang tidak bertentangan dengan agama.
7.      Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani serta daya kreasi seni dalam rangka memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagai sebuah organisasi, OSIS mempunyai nilai organisasi yang berfungsi memberikan pengalaman berorganisasi kepada para peserta didik. Pengalaman tersebut yaitu: pengalaman memimpin bagi para pengurus; pengalaman bekerja sama bagi para anggota; hidup demokratis dan berjiwa toleransi terhadap beragam pendapat dan cara pandang yang berbeda; serta pengalaman mengendalikan organisasi dengan ilmu manajemen. Adapun secara khusus fungsi OSIS sebagaimana berikut:
1.      Sebagai satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan.
2.      Sebagai motivator yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat serta melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.
3.      Sebagai upaya preventif. Jika secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan maka OSIS bisa ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman baik dari luar maupun dalam sekolah. Misalnya menyelesaikan perilaku menyimpang siswa.
Jadi fungsi pembinaan  siswa merupakan fungsi pokok dari OSIS. Pembinaan siswa bertujuan agar siswa kelak bisa menjadi warna negara yang baik dan berguna. Sasaran pembinaan siswa ini meliputi pembentukan sikap, pembentukan pengetahuan, dan pembentukan keterampilan. Oleh sebab itu, maka diperlukan beberapa prinsip dalam pembinaan OSIS sebagaimana berikut:
a.       Mudah dan bermakna. Program kegiatan OSIS mudah dilaksanakan, sederhana, teratur, dan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Kegiatan yang diprogramkan harus berdampak posistif bagi siswa sehingga terjadi perubahan pada sikap, perilaku, dan perbuatan siswa, yang semakin cerdas secara intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetiknya.
b.      Normatif. Khusus untuk madrasah, maka ajaran Islam harus menjadi ukuran dan acuan dalam mengembangkan program kegiatan OSIS di madrasah.
c.       Fleksibel dan berkesinambungan. Program kegiatan OSIS harus dinamis sehingga dapat menyesuaikan dengan situasi, kondisi, dan fasilitas sekolah.
d.      Komprehensif. Pengembangan program kegiatan OSIS harus menyeluruh dan dapat diikuti dengan leluasa oleh seluruh warga sekolah.
e.       Kreatif dan menyenangkan. Program kegiatan OSIS menjadikan siswa sebagai subyek dan objek kegiatan. Itu sebabnya pengembangan program kegiatan sedapat mungkin menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan keceriaan bagi peserta didik.
f.       Mengembangkan minat dan bakat siswa. Program kegiatan OSIS yang dikembangkan memperhatikan potensi, minat, dan bakat peserta didik, agar program kegiatan dapat sekaligus, sebagai penelusuran potensi minat dan bakat peserta didik.
g.      Akuntabel. Pengembangan program kegiatan OSIS dapat dipertanggungjawabkan berdasarka aturan dan moral kepada warga sekolah serta stakeholder.
H. Tugas dan Bidang Kegiatan OSIS
Tugas dan kewajiban utama OSIS adalah membantu mengusahakan kelancaran pelaksanaan program pengajaran dan pembinaan generasi muda di sekolah. Hampir keseluruhan usaha ini dilaksanakan lewat berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Segi-segi pembinaan generasi muda ini meliputi beberapa hal berikut:
a.       Mempertinggi moral dan etik. Misalnya dengan menyelenggarakan ceramah agama, upacara keagamaan, atau ceramah tentang bahaya narkotika.
b.      Memperdalam kesadaran rasa kebangsaan. Misalnya dengan adanya peringatan hari pahlawan nasional, ziarah ke makam pahlawan, dan wisata ke tempat bersejarah.
c.       Memperdalam rasa cinta tanah air dan lingkungan. Misalnya dengan berkemah, mendaki gunung, serta ikut mempelihara kelestariandan keindahan alam sekitar.
d.      Mamajukan kesenian. Misalnya dengan mengadakan latihan, pembinaan, dan lomba dalam berbagai cabang seni.
e.       Memajukan olahraga. Misalnya dengan mengadakan latihan, pembinaan, dan lomba dalam berbagai cabang olahraga.
f.       Mengobarkan semangat belajar dan bekerja keras. Misalnya membentuk kelompok belajar, diskusi, atau tugas kerja.
g.      Menggiatkan pengabdian kepada masyarakat. Misalnya dengan kerja bakti.
h.      Menggiatkan usaha-usaha sosial. Misalnya dengan kegiatan bakti sosial.
Bertitik tolak dari segi pembinaan tersebut, maka dapat tercipta berbagai macam bidang kegiatan OSIS diantaranya:
1.      Kegiatan bidang ilmiah
2.      Kegiatan bidang olahraga
3.      Kegiatan bidang kesenian
4.      Kegiatan bidang kesehatan
5.      Kegiatan bidang pecinta alam
6.      Kegiatan bidang sosial
7.      Kegiatan bidang keagamaan
8.      Kegiatan bidang koperasi sekolah.






I.     Arti Bentuk dan Warna Lambang OSIS








1.      Bunga Bintang sudut lima dan lima kelopak bunga:
Generasi muda siswa adalah bunga harapan bangsa, bunga berwarna putih menunjukan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila, dilukiskan dalam bentuk bintang sudut lima. Para siswa berdaya upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi waga negara yang baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun bunga , yaitu abdi, adab, ajar, aktif dan amal. Mengenai aktif , ajar dan amal , yaitu kewajiban utama siswa dengan landasan (abdi terhadap Tuhan Yang Maha Esa, loyalitas terhadap bangsa dan negara) dan adab (terhadap orangtua, guru dan pimpinan) dijelaskan lebih lanjut dengan gambar.
2.      Buku Terbuka :
Kewajiban utama siswa yang pertama, adalah “Belajar Keras” menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan usaha penalaran di dunia pengetahuan akan dimiliki dan sumbangsih siswa terhadap pembangunan bangsa dan negara akan lebih meningkat.
3.      Kunci Pas :
Kewajiban utama siswa yang kedua, adalah “bekerja keras”. Kemauan bekerja keras dan kesenangan bekerja akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari ketergantungan pada kedermawanan/belas kasihan orang lain. Keterampilan praktis yang segera dapat dirasakan manfaatnya bagi bekal hidup siswa,  bila dimiliki menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci Pas adalah alat kerja yangdapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala kesulitan .
4.      Dua tangan Terbuka :
Kewajiban utma siswa yang ketiga, adalah “berbakti” Kesediaan menolong orang lain yang lemah dan kurang; sesama siswa dan masyarakat memerlukan pertolongan dan bantuan, bila dilakasanakan secara spontan (peka dan tanggap) menunnjukan adanya sikap mental siswa yang baik dan bertanggung jawab.
5.      Biduk:
Wadah usaha pembinaan adalah OSIS, yang digambarkan dengan bentuk sebuah biduk/perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita-citakan.
6.      Pelangi Merah Putih:
Tujuan nasional yang di cita-citakan (digambarkan seperti bentuk jembatan pelangi merah putih) adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera (gambar bentuk padi dan kapas) baik materil maupun spiritual.
7.      Tujuh belas butir padi, Delapan Lipatan pita, empat buah kapas dan Lima daun kapas:
17-8-1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan Indonesia mengandung nilai-nilai perjuangan ’45 yang harus dihayati para siswa, sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu diisi dengan partisipasi penuh para siswa.
8.      Warna Kuning :
Sebagai dasar lambang adalah warna kuning yaitu warna kehormatan/agung. Suatu kehormatan, apabila para generasi muda siswa percaya dan diberi kepercayaan untuk berbuat yang baik dan bermanfaat melaui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara.
9.      Warna Coklat :
Warna Coklat adalah warna tanah Indonesia; berpijak kepada kepribadian dan budaya sendiri serta rasa nasional Indonesia
10.  Warna Merah Putih :
Warna merah putih adalah warna kebanggaan Indonesia; dengan hati yang suci berani membela kebenaran.







      DAFTAR RUJUKAN
 Asmani, J.M. 2012. Tips Sakti Membangun Organisasi Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.
Chairuddin, R. 2009. Pengantar Ilmu Bedah Oropedi. Jakarta: Yarsis Watampone.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH

MUTASI DAN DROP OUT PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 6 MALANG

INFORMASI SINTAKSIS, SEMANTIK DAN PRAGMATIK