KELOMPOK MASYARAKAT YANG TERKAIT DENGAN PROGRAM ORGANISASI PENDIDIKAN
KELOMPOK
MASYARAKAT YANG TERKAIT DENGAN PROGRAM ORGANISASI PENDIDIKAN
Makalah
Disusun untuk
memenuhi Matakuliah Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat yang dibina oleh
Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd dan Rochmawati, S.Pd., M.Pd
Oleh:
Amalia
Salsabillah (170131601092)
Okky
Irwina Savitri (170131601001)
Viana
Rahmawati (170131601103)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Februari, 2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah manajemen sarana dan prasarana
tepat pada waktunya. Semoga sholawat dan salam senantiasa terpanjatkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga nabi, serta sahabat-sahabat nabi yang ikut
memperjuangkan agama Islam.
Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut berkontribusi dalam penyelesaian
penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Hubungan Sekolah dan Masyarakat, yaitu Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd beserta ibu Rochmawati,
S.Pd., M.Pd yang telah mengajarkan, membimbing, dan membagi pengalamannya kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan, baik dari segi
isi, segi bahasa, maupun redaksinya. Untuk itu, besar harapan penulis terhadap kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah
ini. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Malang, 25
Januari 2019
Penulis
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN
SAMPUL i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 1
C.
Tujuan 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Keterkaitan
Masyarakat dengan Lembaga Pendidikan 3
B.
Kelompok
Masyarakat yang Terkait dengan Program Pendidikan 5
C.
Perkembangan
Organisasi Orangtua Siswa di Sekolah 8
D.
Masyarakat
Terorganisasi 10
E.
Hubungan Sekolah
dengan Orangtua Siswa 17
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan 21
DAFTAR
RUJUKAN 22
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelompok masyarakat menurut kamus besar bahasa
Indonesia merupakan kumpulan sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya
dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Kelompok masyarakat
pada tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah, dan
masyarakat, ketiganya disebut tripusat pendidikan. Sekolah dengan kelompok
masyarakat merupakan dua hal yang saling membutuhkan. Sekolah sebagai sistem
sosial yang terintegral dengan masyarakat serta keluarga saling berhubungan
dengan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Bila hubungan ketiganya
berjalan dengan harmonis maka akan saling menguntungkan guna menacapai tujuan
yang diinginkan. Masyarakat merupakan salah satu sumber
daya pendidikan, sedangkan output dari pendidikan akan kembali kepada
masyarakat. Hadirnya sebuah sekolah di lingkungan masyarakat diharapkan menjadi
tempat bagi masyarakat untuk memperbaiki diri, keluarga, dan lingkungannya
menjadi anggota masyarakat yang maju.
Pada masyarakat tradisional umumnya, orangtua
yang mengajar pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup. Orangtua
pula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan sampai
anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri.Tetapi pada masyarakat modern di mana
industrialisasi semakin berkembang dan memerlukan spesialisasi, maka pendidikan
yang semula menjadi tanggung jawab keluarga itu kini diambil alih oleh sekolah
dan lembaga-lembaga sosial lainnya (Tirtarahardja dan Sulo, 2005: 166-167).
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai kelompok masyarakat yang tidak hanya
tiga lingkungan pendidikan yang telah disebutkan diatas, tetapi lebih dari itu.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
|
2.
|
3.
Bagaimana
perkembangan organisasi orang tua siswa di sekolah?
4.
Apa saja yang
termasuk dalam masyarakat terorganisasi?
5.
Bagaimana
hubungan sekolah dengan orang tua siswa?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
keterkaitan masyarakat dengan lembaga pendidikan.
2. Mengetahui
kelompok masyarakat yang terkait dengan program pendidikan.
3. Mengetahui
perkembangan organisasi orangtua siswa di sekolah.
4. Mengetahui
mengenai masyarakat terorganisasi.
5. Mengetahui
mengenai hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Masyarakat dengan Lembaga Pendidikan
Menurut
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang termuat dalam pasal 1 ayat 27 menegaskan bahwa masyarakat merupakan warga
negara Indonesia yang ikut serta dalam lembaga nonpemerintahan dan ikut
berperan dalam bidang pendidikan. Jadi,
peranan masyarakat disini sangatlah penting dalam pelaksaan, pengawasan,
perencanaan, pemeliharaan serta keamanan lingkungan sekitar lembaga pendidikan.
Dukungan serta dorongan masyarakat sekitar juga mempunyai pengaruh yang cukup
besar bagi bidang pendidikan, dalam Benty dan
Gunawan (2015:42) tak hanya peranan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia, tapi campur tangan masyarakat juga lebih penting dalam
terwujudnya mutu pendidikan yang berkualitas di Indonesia, maka dari itu
dibuatlah wadah untuk menampung apresiasi, kritik dan saran untuk mewujudkan
mutu pendidikan yang sesuai dengan harapan.
|
|
Suryosubroto
(2012:54-57) menunjukkan bahwa dasar dan tujuan kerja sama
sekolah dengan orangtua siswa adalah sebagai berikut:
a) Dasar
Kerja Sama Sekolah dengan Orangtua Siswa
1) Kesamaan
Tanggung Jawab
Di dalam GBHN
ditegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah,
orangtua, dan masyarakat. Pemerintah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan.
Sementara itu, pihak yang bertanggung jawab mendidik adalah guru.
2) Kesamaan
Tujuan
Para orangtua menghendaki
anak mereka menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi negara dan bangsa.
Demikian juga dengan guru yang menghendaki siswa mereka menjadi manusia yang
sehat jasmani dan rohani, terampil serta berguna bagi negara dan bangsa.
b) Tujuan
Kerja Sama Sekolah dengan Orangtua Siswa
1) Saling
Membantu dan Saling Mengisi
Guru selalu memberi
informasi baik secara lisan maupun tulisan kepada orang tua siswa mengenai
segi-segi positif dan negatif anak mereka. Sehingga dengan mengetahui kelemahan
peserta didik, orangtua dan guru dapat membina dengan semestinya.
2) Membantu
Keuangan dan Barang
Orangtua siswa yang
mengetahui kekurangan sarana sekolah dapat membantu, baik berupa uang atau
barang, baik secara individu atau melalui organisasi BP3 (Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan).
|
3) Mencegah
Perbuatan yang Kurang Baik
Dengan kekurangan anak,
anak mungkin dapat mengganggu stabilitas lingkungan. Namun orangtua dan guru
dapat mencegahnya dengan memberi petunjuk dan bimbingan pada anak.
4) Membuat
Rencana yang Baik untuk Anak
Dengan mengetahui
kelebihan anak, guru dan orangtua membuat rencana pengembangan lebih lanjut,
seperti mengembangkan bakat olahraga.
Teknik
kerja sama sekolah dengan orangtua siswa dapat melalui Badan Pembantu
Penyelenggaraan Pendidikan (BP3), Pertemuan Penyerahan Buku Laporan Pendidikan,
maupun ceramah ilmiah. Sekolah dengan orangtua siswa bekerja sama dalam bidang
pendidikan mental, pengembangan bakat dan minat, bidang pengajaran, serta
bidang kebudayaan
B. Kelompok-kelompok Masyarakat dalam Berbagai Bidang
yang Terkait Program Pendidikan
Menurut Gordon dalam Benty dan Gunawan (2015:46-53)
adapun kelompok-kelompok masyarakat yang tertarik terhadap lembaga pendidikan
yaitu:
1.
Organisasi Orang
Tua Siswa dan Guru
Cara mewujudkan
hubungan antara guru dan orang tua untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik adalah: (1) melakukan kunjungan ke rumah peserta didik; (2) mengundang
orangtua ke sekolah; (3) rapat membahas tentang peserta didik; (4) sebagai
badan dalam membantu sekolah; (5) berhubungan baik dengan surat menyurat antara
sekolah dengan pihak keluarga; (6) adanya bukti laporan nilai hasil akhir
peserta didik.
2.
Orang Tua secara
Individual
Orang tua disini
menjadi peran utama faktor penentu keberhasilan peserta didik, orang tua
mempunyai kewajiban penuh untuk menunjang pendidikan anaknya dengan cara yaitu:
(1) menjaga dan
|
3.
Keluarga Orang
Tua
Terdapat dua faktor
yang mempengaruhi proses belajar siswa, yaitu faktor ekstern dan faktor intern,
faktor intern merupakan faktor yang berasal dari diri peserta didik itu
sendiri, misalnya kesehatan,watak, minat. Sedangkan faktor ektern yang berasal
dari keluarga atau lingkungan, faktor keluarga disini dapat diartikan sebagai
faktor ekonomi orang tua.
4.
Asosiasi
Pembayar Pajak
Asosisasi pembayaran
pajak merupakan pajak yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan, tetapi di negara
Indonesia belum menerapkan asosiasi ini.
5.
City
Coucil (Dewan Perwakilan Rakyat)
Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah merupakan
undang-undang yang telah memberikan wewenang yang luas dan bertanggung jawab
kepada daerah dan daerah agar lebih leluasa dalam mengatur dan melaksanakan
wewenangnya.
6.
School
Board (Yayasan)
Telah diatur dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang
yayasan, bahwa yayasan merupakan badan hukum yang mempunyai hak dalam melakukan
kegiatan dalam bidang pendidikan.
7.
Organisasi
Bisnis Komersial
Organisasi bisnis
komersial ini meliputi pelatihan ketrampilan, sanggar tari, kursus musik,
kursus bahasa yang saling membantu satu sama lain dalam bidang pendidikan.
8.
Kelompok-kelompok
Layanan
Kelompok layanan ini
biasanya terkait ke dalam bidang layanan kesehatan yang berkerja sama dengan
sekolah.
9.
|
Kelompok khusus ini
dibagi menurut minat, bidang dan keahlian masing-masing individu.
10. Pimpinan-pimpinan
Bisnis Penting
Peran pimpinan-pimpinan
bisnis disini mempunyai keuntungan yang besar bagi sekolah, ketika pihak
pimpinan tertarik untuk menginvestasikan usahanya di sekolah tersebut.
11. Dewan
Perdagangan
Kamar Dagang dan
Industri Indonesia (KADIN Indonesia) merupakan organisasi perusahaan di
Indonesia yang merupakan bagian dari Dewan Perdagangan, yang didalamnya
menetapkan koperasi dan usaha swasta sebagai wadah untuk pengusaha di
Indonesia.
12. Organisasi
Veteran
Legiun Veteran Republik
Indonesia atau (LVRI) merupakan organisasi yang merupakan tempat dan sarana
perjuangan seluruh veteran Republik Indonesia. Diharapkan dengan menjalin
kerjasama dengan LVRI peserta didik dapat meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa Indonesia.
13. Kelompok-kelompok
Pekerja
Dengan menjalin kerja
sama dengan serikat kerja, harapan sekolah adalah peserta didik mempunyai jiwa
wirausahawan untuk memajukan bangsa Indonesia. Serikat Buruh Sejahtera
Indonesia atau disingkat SBSI merupakan organisasi buruh yang didalamnya
terdapat beberapa macam federasi yaitu, federasi transportasi dan laut,
frederasi pertambangan, frederasi kehutanan, dan lain-lain.
14. Kelompok-kelompok
Agama
Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1969 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan dan Penodaan Agama dijelaskan bahwa agama-agama yang ada di
Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.
15.
|
Politikus merupakan
salah satu figur politik yang ikut andil dalam pemerintahan, politikus adalah
seseorang yang terlibat dalam politik.
16. Organisasi
Persaudaraan
Salah satu organisasi
persaudaraan terbesar di dunia adalah Freemason, yang tujuannya adalah untuk
menjalin hubungan persaudaraan dan kebebasan berpikir dengan didasari moral
yang tinggi.
17. Organisasi
Kesejahteraan
Tujuan dari organisasi
ini didasarkan pada nilai-nilai pekerjaan sosial, bukan nilai ekonomi semata,
dan tujuan utamanya bukan mencari keuntungan dan tidak bergerak di pasar
ekonomi.
18. Organisasi
Pemerintah
Organisasi pemerintah
negara dibentuk untuk menyelengarakan pemerintahan negara, yang meliputi
organisasi kenegaraan dan organisasi pemerintahan.
19. Pengelola
Pers, Televisi, dan Radio
Pers merupakan lembaga sosial dan
tempat komunikasi massa untuk melakukan kegiatan jurnalistik dalam bentuk
apapun dengan menggunakan berbagai media dan saluran yang ada. Sedangkan
televisi dan radio adalah yang memfasilitasi pers untuk menyalurkan
jurnalistiknya kepada seluruh masyarakat.
C. Perkembangan Organisasi Orang Tua
Siswa
Organisasi orang tua murid tidak sama dengan organisasi
hubungan antara sekolah dan masyarakat. Perbedaannya adalah organisasi orang
tua di sekolah bersifat konsultatif, sedangkan pengelolaan hubungan antara
sekolah dan masyarakat bersifat hierarki. Kesamaannya adalah pada tujuannya,
yakni berusaha agar pendidikan di sekolah berjalan lancar dan berkembang baik (Benty & Gunawan, 2015:53).
Menurut Benty dan Gunawan
(2015:53) dalam perkembangan organisasi orangtua siswa di Indonesia ada
4 yaitu: (1) Perkumpulan Orang Tua Murid dan
|
1. Perkumpulan Orang Tua Murid dan
Guru-guru
Organisasi ini menurut Indrafachrudi dalam Benty & Gunawan (2015:53) berdasarkan pada Undang-undang Nomor 4 tahun 1950 dan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1954. Tujuan dari POMG adalah untuk
mewujudkan dan memelihara hubungan yang erat antara orang tua murid dan
sekolah, agar sekolah itu dapat tumbuh subur dan lebih sanggup dalam memenuhi
tugasnya sebagai tempat membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara
yang demokratis dan serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat
dan tanah air.
Tujuan tersebut dapat direalisasikan dengan mengadakan
pertemuan dengan orang tua murid dalam rangka menyelenggarakan segala sesuatu
yang diperlukan oleh sekolah, murid, dan guru yang belum atau tidk dicukupi
oleh sekolah. Organisasi orang tua ini tidak berhak mencampuri urusan pimpinan
sekolah dan urusan teknis pengajaran yang menjadi kompetensi kepala sekolah,
guru, dan pengawas pendidikan.
2. Perkumpulan
Orang Tua Murid
Organisasi orang tua murid dan guru di atas mengalami revisi
nama yaitu dengan nama Pekumpulan Orang Tua Murid (POM). Perubahan nama ini
disebabkan karena adanya isu di dalam masyarakat,
yang menyatakan bahwa guru-guru menyalahgunakan keuangan POMG di atas (Benty
& Gunawan, 2015:53-54).
Adapun tujuan dan usaha kegiatan POM sama dengan POMG yaitu
tidak lain untuk memper erat hubungan orang tua murid dengan sekolah.
3. Badan
Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah
Sejak tanggal 20 November 1974 nama POM diganti dengan nama
BP3. Perubahan nama ini didasarkan pada Surat Keputusan Bersama Nomor 17/D/1974
yang ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tujuan dari BP3 adalah memelihara dan meningkatkan hubungan
erat dan serasi kerja sama dan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat,
|
4. Komite
Sekolah
Menurut Benty & Gunawan (2015:54) dunia pendidikan ke
depan akan mengalami banyak tantangan yang sedemikian berat dan kompleks. Dunia
pendidikan dihadapkan pada tantangan peningkatan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, menghadapi persaingan global, menurunnya kualitas iman, takwa, dan
akhlak mulia. Lembaga pendidikan dalam upaya menyelesaikan permasalahan
tersebut memerlukan keterlibatan dari semua pihak baik dari pemerintah, lembaga
penyelenggara pendidikan, orang tua siswa, dan masyarakat pada umumnya. Dunia
pendidikan tanggung jawabnya tidak dapat dilepaskan dari masyarakat karena
memang dunia pendidikan adalah bagian integral masyarakat itu sendiri.
Pendidikan dalam era otonomi pada saat ini, tidak terlepas
dari dampaknya Berlakunya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Manajemen
Peningkatan Mutu Berbasi Sekolah (MPMBS) merupakan salah satu bentuk
implementasi otonomi di bidang pendidikan. Konsekuensi berlakunya KBK dan
MPMBS, masing-masing sekolah diberi kewenangan untuk berkembang sesuai dengan
potensi yang ada. Lembaga pendidikan dalam hal inilah membutuhkan keterlibatan
masyarakat dalam upaya mewujudkan peningkatan sekolah dan mutu pendidikan
seperti yang diharapkan masyarakat.
Untuk mengatasi problema yang ada di dunia pendidikan dimasa
sekarang maupun dimasa depan pelunya kerja sama dengan semua pihak pemerintah,
lembaga pemerintahan, orang tua siswa dan masyarakat untuk bersama-sama
menyelesaikan problema yang kompleks, seiring dengan peningkatan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
D. Masyarakat yang Terorganisasi
Menurut Benty dan Gunawan (2015:65) masyarakat adalah
sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terkait oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama. Masyarakat dalam konteks ini adalah masyarakat yang
terkait dengan penyelenggaraan bidang pendidikan. Masyarakat tersebut tentunya
berasal
|
Tujuan kerja sama sekolah dengan masyarakat adalah terutama
untuk pendidikan siswa di sekolah. Oleh sebab iłu, sekolah hendaknya mengetahui
keadaan kelompok-kelompok masyarakat dan mencari cara-cara untuk bekerja sama
dengan mereka. Maisyaroh dalam Benty
& Gunawan (2015:65) mengelompokkan
masyarakat ke dałam tiga kelompok, yaitu: (1) masyarakat orang tua siswa (orang
tua memiliki anak yang sedang sekolah); (2) masyarakat yang terorganisasi; dan
(3) masyarakat secara luas. Hubungan antara sekolah dan orang tua peserta didik
merupakan wujud kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak yang dapat dimaknai
sebagai perhatian yang ditujukan oleh orang tua kepada anak dałam proses
belajarnya baik di sekolah maupun di rumah, berupa pemberian bantuan, bimbingan
dan pengaruh agar kegiatan belajar anak di sekolah dapat berlangsung dengan
baik. Suryosubroto dalam Benty & Gunawan
(2015:65) menyatakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa adalah
salah satu sarana yang cukup mempunyai peran menentukan dalam pembinaan,
penumbuhan, dan pengembangan murid-murid sekolah.
Oleh karena itu, hubungan tersebut perlu dibina, dibangun
dan dipelihara sebaik-baiknya karena merupakan satujembatan saling pengertian
sehingga mereka dapat berpartisipasi secara positifdan dapat memberikan
dukungan morał danmateriał secara ikhlas. Ada sejumlah prinsip-prinsip yang
perlu diperhatikan menurut Mulyono dalam Benty
& Gunawan (2015:65-66) dalam rangka mengembangkan program hubungan
sekolah dengan keluarga, yaitu: (1) keterpaduan, keterkaitan antara sekolah
dengan masyarakat dan keluarga merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan;
(2) berkesinambungan, sekolah memberi informasi secara terus menerus kepada
masyarakat dan keluarga, dan sebahknya orang tua memberi informasi kepada
sekolah agar hubungan antara keduanya tetap baik; (3) menyeluruh, menyajikan
fakta-fakta secara menyeluruh dari seluruh aspek; dan (4) sederhana, informasi
yang disajikan secara sederhana.
|
Hal senada juga dikemukakan oleh Leslie dalam Benty &
Gunawan (2015:66) yang mengemukakan ada beberapa jenis kelompok-kelompok
masyarakat terorganisasi yaitu: (1) kelompok kewarganegaraan (civics); (2) kelompok budaya (cultural); (3) kelompok ekonomi (economics); (4) kelompok persahabatan (fraternal); (5) kelompok pemerintah (government); (6) kelompok patriotik (patriotics); (7) kelompok politik (political); (8) kelompok ketuhaan (religious); (9) kelompok ahli (professional); (10) kelompok
kesejahteraan (welfare); dan (11)
kelompok kepemudaan (youth).
Kelompok kewarganegaraan (civics) merupaka
kelompok masyarakat yang memikirkan kepentingan umum. Program dari kelompok
kewarganegaraan misalnya berkaitan dengan masalah pendidikan masyarakat atau
menghadapi anak yang nakal (delequency). Tujuan dari kewarganegaraan adalah
ikut serta dalam perbaikan kondisi sosial masyarakat. Kelompok kewarganegaraan
misalnya Dharma Wanita dan Rukun Warga.
Kelompok budaya (cultural) merupakan
kelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang kebudayaan, misalnya seni musik,
drama, atau literasi. Kelompok budaya ini sesuai dengan bidang masing-masing.
Tujuan sekolah menjalin kerja sama dengan kelompok budaya adalah meningkatkan
dan mengembangkan bakat siswa di bidang kebudayaan dan hasilnya untuk
masyarakat. Kelompok budaya misalnya Paguyuban Gamelan, Padepokan Reog
Ponorogo, dan Kelompok Teater.
Kelompok ekonomi (economics) merupakan
kelompok maysrakat yang bergerak dalam bidang usaha untuk mendapat keuntungan,
misalnya kelompok tani, pabrik makanan, dan asosiasi pedagang pasar. Kelompok
ekonomi
|
Kelompok persahabatan (fraternal) merupakan
kelompok yang bergerak untuk mengembangkan rasa persahabatan dan mengisi waktu
luang dengan kegiatan yang bersifat rekreatif, seperti organisasi untuk anak
yatim, organisasi bantuan untuk anak terlantar, dan organisasi untuk mambantu
orang yang tunawisma (penginapan). Kelompok persahabatan menaruh perhatian pada
pendidikan anak di sekolah, dengan tujuan meningkatkan rasa persaudaraan di
antara para siswa. Siswa diharapkan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh
anak lain yang mungkin tidak beruntung jika dibandingkan dengan dirinya,
sehingga di hati siswa akan timbul rasa simpati untuk membantu.
Kelompok pemerintah (government) merupakan
kelompok yang bertugas melayani kepentingan masyarakat sebagai warga Negara,
misalnya di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, perlindungan hukum,
keselamatan kerja, atau perumahan. Tujuan dari layanan yang diselenggarakan
oleh kelompok pemerintah adalah untuk kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata. Jika mengacu pada bidang kerja sekolah yakni pendidikan, maka hubungan
sekolah dengan kelompok pemerintah dapat bersifat langsung atau tidak langsung
(dikaitkan dengan program pendidikan). Hubungan yang bersifat langsung misalnya
sekolah dengan dinas pendidikan setempat, sedangkan yang bersifat tidak
langsung misalnya sekolah dengan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
Kelompok patriotik (patriotics) bergerak
dalam bidang pembinaan kewarganegaraan yang menekankan pada pengajaran tentang
sistem pemeritah, undang-undang, hak dan kewajiban warga negara, dan
patriotisme (cinta tanah air). Program yang dikembangkan memiliki tujuan untuk
membangkitkan rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air. Misalnya Pemuda Pancasila
dan Legion Veteran. Sekolah merupakan wahana yang efektif untuk mencapai hal
tersebut, sebab tujuannya adalah untuk membentuk warga negara yang sesuai
dengan pandangan hidup negara. Siswa diharapkan dapat meningkatkan rasa cita
terhadap bangsa dan negara yang diwujudkan dengan belajar secara
sungguh-sungguh.
|
Kelompok ketuhanan (religious)
merupakan kelompok yang bergerak dalam bidang keagamaan, dengan tujuan
meningkatkan akhlak, moral, perilaku, dan karakter manusia. Sekolah dapat
menjalin menjalin kerja sama dengan kelompok ketuhanan, misalnya pada program
Pondok Ramadhan dan Perayaan Natal.
Kelompok ahli (professional) bergerak
dalam bidang sesuai dengan profesi-profesi yang ada di masyarakat, seperti
dokter, hukum, farmasi, dan arsitektur. Kelompok dapat menjalin dengan kelompok
ahli, misalnya sekolah mengundang dokter ada kegiatan kader Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS).
Kelompok kesejahteraan (welfare) merupakan
kelompok yang fokus pada usaha kesejahteraan warga masyarakat secara luas,
misalnya pada bidang kesehatan, pendidikan, dan kehidupan keluarga. Kelompok
kesejahteraan bertujuan untuk meringankan beban kehidupan warga dan
memperbaiki sosial masyarakat. Lazimya kelompok kesejahteraan memiliki donatur
dari bidang-bidang tertentu, dan dari dana danatur tersebut kelompok mayarakat
menyalurkan dana itu kepada warga yang membutuhkan. Misalnya Palang Merah
Indonesia dengan kegiatannya donor darah.
Kelompok kepemudaan (youth) bergerak dalam
bidang pemuda dan memiliki program misalnya agama, kesehatan, olah raga, dan
kesenian. Tujuan dari kelompok kepemudaan adalah pembinaan generasi muda agar
menjadi warga yang sesuai dengan pandangan hidup negara, sehingga ia akan
menjadi generasi penerus bangsa yang baik, misalnya Praja Muda Karana
(Pramuka).
Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:
68) menyarankan agar
sekolah dapat melaksanakan kerja sama dan meningkatkan keterlibatan masyarakat
dalam bidang pendidikan ini perlu diwaspadai kemungkinan usaha mereka mengeksploitasi
keberadaan lembaga pendidikan, kegiatan mengkritik, dan menyerang yang
bertujuan menjatuhkan kebijakan pendidikan. Misalnya
|
1. Kelompok
Organisasi Bisnis
Bisnis biasanya sering dikaitakan
dengan kewirausahaan yang bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh sebagai
insane yang memiliki karakter, pemahaman, keterampilan sebagai pebisnis.
Kegiatan kewirausahaan pada dasarnya diimplementasikan secara terpadu dengan
kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pendiidkan kewurausahaan pendidikan
dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependiidkan (konselor), peserta
didik sacra bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan
kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara
mengidentifikasijenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan
pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
Program pendidikan kewirausahaan di
sekolah dalam hal ini dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek. Secara
tidak langsung masyarakat terorganisasi bisnis dapat menjalin hubungan dengan
sekolah dikarenakan hal-hal: (1) pendidika kewirausahaan terintegrasi dalam
seluruh matapelajaran; (2) pendidikan kewirausahaan yang terpadu dalam kegiatan
ekstrakurikuler; (3) pendidikan kewirausahaan melalui pengembangan diri; (4)
perubahan pelaksanaan, pembelajaran kewirausahaan dari teori ke praktik; (5)
pengintegrasian pendidikan kewirausahaan ke dalam bahan atau buku ajar; (6)
pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui kultur sekolah; dan (7)
pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui muatan lokal.
2. Pemerintah
Pemerintah daerah memiliki wewenang
untuk mengatur dan menjalin kerjasama saling meguntungkan dengan berbagai pihak
termasuk
|
3. Politik
Hubungan sekolah dengan masyarakat
terorganisasi politik adalah memainkan peran sebagai sosialisasi politik
melalui kurikulum pengajaran formal, beraneka ragam kegiatan ritual sekolah dan
kegiatan-kegiatan guru. Sekolah melalui kurikulumnya memberikan
pandangan-pandangan yang konkret tentang lembaga-lembaga politik dan
hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran penting dalam
pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Sekolah
pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap sistem politik dan memberikan
simbol-simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap sistem
tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan
nilai-nilai politik tidak hanya terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi
juga dilakukan sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di kelas
maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang diselenggarakan OSIS.
Hal ini sekolah dapat bekerja sama dengan masyarakat terorganisasi politik
untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
4. Perkumpulan
sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sedangkan masyarakat terorganisasi sosial adalah
sekumpulan masyarakat yang ada dalam instansi-instansi atau kelompok-kelompok
kelembagaan sosial. Salah satu Lembaga Berbadan Hukum (LBH) yang memberikan
kontribusi terhadap pedidikan adalah Lembaga Swada Masyarakat Pendidikan (LSMP).
LSMP didirikan dengan maksud turut berperan dalam bidang pendidikan,
kebudayaan, sosial ekonomi, pertanian dan kelautan, pemberdayaan rakyat
pedesaan dan golongan ekonomi lemah, upaya penggalian dan pelestarian budaya,
|
Noorwangsanegara dalam Benty dan Gunawan (2015: 70), lembaga
swadaya masyarakat pendidikan mempunya tugas pokok, yaitu: (1) melaksanakan
atau menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan terbuka untuk memberdayakan
usaha ekonomi lemah, pendiidkan, sosial, ekonomi, budaya, pertanian, dan
perikanan; (2) mendorong terciptanya kesetaraan upah kaum pelaku pendidikan
(guru) dan kaum buruh yang sesuai dengan kebutuhan hidup yang layak; (3)
melakukan kajian dan pemberdayaan ekonomi rakyat disbanding pertanian,
peternakan, perikanan, dan kelautan; (4) mendirikan koperasi dan usaha kecil
menengah untuk anggota dan khalayak masyarakat; dan (5) membangun masyarakat
yang cerdas, untuk mendapatkan perlindungan serta hak-haknya dalam pendidikan
dan berpartisipasi dalam mekanisme organisasi dengan pemangku kepentingan
pendidikan.
5. Keagamaan
Organisasi keagamaan adalah
perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam lingkup suatu agama tertentu. Sebagai makhluk yang
selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Sedangkan
masyarakat terorganisasi keagamaan adalah kumpulan orang-orang yang mempunya
tujuan yang sama dalam bidang keagamaan. Masyarakat terorganisasi
misalnya majlis ta’lim, remaja masjid, dan lain-lain. Sekolah dapat
bekerja sama dengan masyarakat terorganisasi keagamaan apabila ada kegiatan
sekolah dengan hubungan keagamaan, misalnya Idul Adha atau Maulid Nabi. Sekolah
dapat mengundang salah satu agama untuk mengisi acara keagamaan atau kerja sama
dengan agama selain agama Islam.
E. Hubungan Sekolah dengan Orangtua Siswa
Peserta didik di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut
Peserta didik di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Dalam lingkungan sosial tersebut
|
Menurut Thompson (2016:4) “school-family relationships, we were
particularly interested in examining parents’ reports of the quality of school
communications and their interactions with their child’s school. We
conceptualized school satisfaction as a broad measure that includes parents’
levels of satisfaction with subject choice, discipline, peer relationships,
teacher-student relationships, and their child’s overall progress in school to
inform educational policy and practice about the potential benefits of school
efforts to facilitate positive relationships with families and therefore
improve young people’s opportunities for upward mobility through academic
success.” yang artinya hubungan sekolah-keluarga, kami sangat
tertarik untuk memeriksa laporan orangtua tentang kualitas komunikasi sekolah
dan interaksinya dengan sekolah anak mereka. Kami mengkonsepkan kepuasan
sekolah sebagai ukuran luas yang mencakup tingkat kepuasan orang tua dengan
pilihan mata pelajaran, disiplin, hubungan teman sebaya, hubungan guru-murid,
dan kemajuan keseluruhan anak mereka di sekolah bertujuan untuk
menginformasikan kebijakan dan praktik pendidikan tentang potensi manfaat upaya
sekolah untuk memfasilitasi hubungan positif dengan keluarga dan karenanya meningkatkan
peluang kaum muda untuk mobilitas ke atas melalui keberhasilan akademik.
Sedangkan menurut Leithwood dalam Mandarakas
(2014:21) “The growing significance of
parent–school engagement to education policy and practice globally has important implications for the teaching
profession. Teacher behaviours, beliefs and attitudes have been shown to be a
significant factor in fostering and facilitating parent engagement.” yang
artinya Tumbuhnya signifikansi keterlibatan orang tua-sekolah terhadap
kebijakan dan praktik pendidikan secara global memiliki implikasi penting bagi
profesi guru. Perilaku, kepercayaan, dan sikap guru telah terbukti menjadi
faktor penting dalam membina dan memfasilitasi keterlibatan orangtua.
Pendidikan
dan pembelajaran bagi anak idealnya dilaksanakan berkelanjutan, terprogram dan
berkesinambungan oleh semua pihak yang mempunyai peran besar dalam keberhasilan
pendidikan, yaitu orang tua, sekolah,
|
Sekolah
sebagai lembaga formal pendidikan bertanggung jawab atas tercapainya tujuan
pendidikan bagi siswa. Pendidikan tidak akan berhasil mencapai tujuanya jika
orang tua tidak ikut ambil bagian untuk mensukseskan tujuan pendidikan yaitu
untuk membentuk manusia yang seutuhnya. Orang tua adalah pendidik utama, kaidah
ini ditetapkan secara kodrati: artinya orang tua tidak dapat berbuat lain,
mereka harus menempati posisi itu dalam keadaan bagaimana pun juga. Anak-anak
berganti guru setiap tahunnya, tapi mereka memiliki satu orang tua sepanjang
masa pertumbuhan. Begitu besar peran sekolah dan orang tua dalam pendidikan,
sudah menjadi sebuah keharusan kemitraan sekolah dan orang tua dibangun dengan
baik dan efektif demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut (Pratiwi, 2016:145-146).
Hubungan
sekolah dan orang tua dipengaruhi oleh beberapa hal berikut: (1) komunikasi
yang baik. Tak dapat dipungkiri, komunikasi adalah hal utama dalam membangun
sebuah interaksi; (2) sekolah yang terbuka terhadap orang tua. Sekolah yang
baik adalah sekolah yang membuka komunikasi terhadap orang tua; (3) minat atau
perhatian orang tua terhadap pendidikan anak; (4) pendidikan dan pekerjaan
orang tua; (5) kompetensi sosial guru (Wahab,
2011: 15).
Setiap
keluarga pasti melaksanakan interaksi dengan keluarga yang lain, sehingga
terbentuk suatu masyarakat, yakni lingkungan sosial yang ada di sekitar
keluarga itu. Lama-kelamaan orang tua harus memenuhi tuntutan hidup untuk
bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan karena keterbatasan pengetahuan
orang tua, sehingga pendidikan anak harus diserahkan kepada orang lain, dalam
hal ini adalah guru atau sekolah. Dengan demikian, ada tiga lembaga pendidikan
yang bertanggung jawab atas pendidikan. Namun, dalam penelitian ini dibahas dua
lembaga pendidikan saja, yaitu keluarga dan sekolah. Kedua lembaga tersebut,
yaitu sekolah dan orang tua, terjadi hubungan yang saling mempengaruhi atau
hubungan timbal balik, yang dalam sosiologi disebut dengan interaksi sosial (Sarbaini dan Rusdiyanta, 2013:25). Kontak
sosial yang terjadi antara guru dan orang tua haruslah kontak sosial yang
bersifat positif, yang mengarah pada suatu
|
Menurut
Pratiwi (2016:154) bentuk kemitraan sekolah dan orang tua
di antaranya adalah: (1) pertemuan guru dan orang tua siswa baru dan pertemuan
guru dan orang tua tiap akhir semester; (2) surat-menyurat anatara sekolah dan
orang tua; (3) keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah; (4) perkumpulan
orang tua dan guru dalam bentuk komite sekolah; (5) kunjungan ke rumah siswa
(home visit); dan (6) laporan berkala dalam bentuk lembar monitoring. Faktor
pendukung kemitraan sekolah dan orang tua dalam penanaman kedisiplinan siswa
adalah kompetensi sosial guru, minat atau perhatian orang tua dalam pendidikan
anak dan akses sekolah yang terbuka kepada orang tua.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi, hubungan,
kerjasama yang baik antara masyarakat dengan sekolah harus dipelihara dan dibina dengan baik karena merupakan penghubung
apresiasi, kritik, saran, serta partipasi masyarakat yang positif bagi pihak
sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
yang sesuai harapan. Kelompok-kelompok
masyarakat dalam berbagai bidang yang terkait program pendidikan organisasi
orangtua siswa dan guru, orangtua
secara individual, keluarga
orangtua, asosiasi pembayar
pajak, Dewan Perwakilan Rakyat, yayasan, organisasi bisnis komersial, kelompok-kelompok layanan,
kelompok-kelompok khusus yang berminat dalam bidang pendidikan, pimpinan-pimpinan bisnis penting, dewan perdagangan, organisasi veteran, kelompok-kelompok pekerja, kelompok-kelompok agama, politikus,
organisasi persaudaraan, organisasi kesejahteraan, organisasi pemerintah, dan pengelola
pers, televisi, serta radio.
Di Indonesia terdapat empat organisasi orangtua siswa, yakni:
(1) Perkumpulan Orangtua Murid dan Guru-guru (POMG); (2) Perkumpulan Orangtua
Murid (POM); (3) Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah (BP3); serta
(4) Komite Sekolah.
Kelompok-kelompok masyarakat terorganisasi meliputi: (1)
kelompok kewarganegaraan; (2) kelompok budaya; (3) kelompok ekonomi; (4)
kelompok persahabatan; (5) kelompok pemerintah; (6) kelompok patriotik; (7)
kelompok politik;(8) kelompok ketuhaan; (9) kelompok ahli; (10) kelompok
kesejahteraan; dan (11) kelompok kepemudaan.
|
DAFTAR
RUJUKAN
Benty, D. D. N.,
dan Gunawan, I. 2015. Manajemen Hubungan
Sekolah dan Masyarakat. Malang:
UM Press
Mandarakas, M.
2014. Teachers and Parent–School
Engagement: international perspectives
on teachers’ preparation for and views
about working with parents.
International Journal Global Studies of Childhood Volume 4 Number 1. (Online), (www.wwwords.co.uk/GSCH)
Pratiwi, N. D.
2016. Kemitraan Sekolah dan Orang Tua
Dalam Penanaman Kedisplinan
Ibadah Siswa SMA Negeri 5 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, Vol. XIII, No. 2. (Online), (ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/index.php/jpai/article/view/1397/1207)
Sarbaini,
Syahrial dan Rusdiyanta. 2013. Dasar-Dasar
Sosiologi. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sundari, S., dan
Solikhin. 2018. Hubungan Sekolah Dengan
Masyarakat Terhadap Peningkatan
Perilaku Peserta Didik di SMP Negeri I Bangilan. Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan. (Online), (https://journal.unigres.ac.id/index.php/JendelaPendidikan/article/downlo d/533/406)
Suryosubroto, B.
2012. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Thompson, G. H.
2016. School-Family Relationships, School
Satisfaction and the Academic
Achievement of Young People. University of
Sussex, UK.(Online), (sro.sussex.ac.uk)
Wahab, dkk.
2011. Kompetensi Guru Agama
Tersertifikasi. Semarang: CV. Robar Bersama.
|
Komentar
Posting Komentar